Jumat, 25 Februari 2011

"SENOPATI PAMUNGKAS" - Arswendo Atmowiloto

Novel fiksi ini terdiri dari dua seri buku, yaitu jilid 1 dan jilid 2. Senopati Pamungkas adalah nama fiktif yang disodorkan oleh penulis, dengan keberadaan seperti hantu muncul dan hilang tiada menentu, selalu terlibat dalam kegaduhan kerajaan Singasari hingga sampai terbentuknya kerajaan baru yaitu Mojopahit. Senopati Pamungkas yang memiliki segudang ilmu olah kanuragan alias ilmu silat tingkat tinggi dan ilmu bertarung yang sangat mumpuni, merupakan titik kunci dari kisah novel fiksi sejarah ini. Novel ini sangat menarik, pertama karena kedua buku ini boleh dikata sangat tebal, kedua harga buku ini tidak murah. Mau membeli buku ini, sebelumnya aku berfikir cukup keras apakah memadai membaca buku setebal ini dan juga cukup mahal. Untuk mengangkat bukunya saja perlu tenaga extra, lalu kapan membacanya hingga habis? Ini yang menjadi pemikiranku.

Kutimang-timang, kurasakan, dan kuyakinkan diriku sendiri, moga-moga buku ini tidak mengecewakan. Alhasil, setelah aku membaca buku ini sungguh sang pengarang patut mendapat acungan jempol. Bagaimana tidak? Membaca buku ini rasanya seperti ketagihan, lembar demi lembar selalu menarik untuk terus dipelototi. Kalau anda penggemar silat, buku ini pasti akan memuaskan anda. Kalau anda penggemar buku tentang sejarah Singasari dan Mojopahit, buku ini mengupas tuntas tentang hal-hal tersebut. Kalau anda penggemar novel percintaan, di dalam buku ini pun ada kisah-kisah cinta yang mengharukan. Jadi lengkaplah, buku ini menyajikan fiksi sejarah, novel percintaan dibumbui ilmu olah kanuragan yang sangat mumpuni dan sundul langit-langit.

Sedemikian banyak tokoh fiktif yang dimunculkan oleh pengarang dengan berbagai ilmu yang aneh-aneh(ilmu silat), ternyata tidak mengaburkan esensi utama dari buku ini yang menceritakan hiruk-pikuknya kemegahan kerajaan Singasari yang dipimpin Baginda Raja Prabu Kertanegara, serta jatuhnya kerajaan Singasari akibat pemberontakan kerajaan Gelang-gelang yang dipimpin oleh Prabu Jayakatwang. Hiruk-pikuk cerita sejarah ini tidak selesai hanya sampai disitu, tetapi berlanjut dengan keberhasilan Sanggrama Wijaya menaklukan Jayakatwang dengan cara-cara yang istimewa sehingga lahirlah kerajaaan baru yang dikenal sebagai Mojopahit.

Tokoh-tokoh tenar bermunculan di buku ini, misalnya: Empu Raganata, Patih Halayuda, Senopati Nambi, Lembu Anabrang, Adipati Ronggolawe, Lembu Sora dan seabrek nama tokoh-tokoh top lainnya bermunculan di buku ini. Sederet keturunan dari sang Prabu Kertanegara yang akhirnya membentuk deretan sejarah mojopahit juga muncul secara mengejutkan dengan kisahnya masing-masing di dalam kedua buku ini. Putri-putri keturunan Kertanegara antara lain: Tribhuana, Mahadewi, Jayendradewi, Gayatri(Permaisuri Rajapadni) semua muncul dalam kisah yang mengharu-biru di dalam kedua novel Senopati Pamungkas ini.
Baginda Raja Sri Kertanegara membawa Keraton Singasari ke puncak kejayaan yang tiada taranya pada awal sejarah keemasan. Pasukan Tartar yang berhasil menaklukkan dunia dipecundangi. Umbul-umbul berlambang singa berkibar ke seberang lautan.
Idenya mendirikan Ksatria Pingitan, semacam asrama yang mendidik para prajurit sejak usia dini, menghasilkan banyak ksatria. Di antaranya Upasara Wulung, yang sepanjang usianya dihabiskan di situ.

Upasara wulung terlibat dalam intrik Keraton, perebutan kekuasaan, pengkhianatan, keculasan, terseret arus jago-jago kelas utama: mulai dari Tartar di negeri Cina, Pu'un Banten, puncak gunung, dengan segala ilmu yang aneh. Juga lintasan asmara yang menggeletarkan.

Ilmu segala ilmu itu adalah Tepukan Satu Tangan, di mana satu tangan lebih terdengar daripada dua tangan. Di banyak negara diberi nama berbeda, tetapi intinya sama. Pasrah diri secara total.

Diangkat sebagai senopati oleh Raden Wijaya, yang mendirikan Majapahit dengan satu tekad: "Seorang brahmana yang suci bisa bersemadi, tetapi seorang ksatria mempunyai tugas bertempur, membela tanah kelahiran."
Arswendo Atmowiloto merampungkan dengan kenangan tersendiri.
"Dulu, yang terutama membuat saya bisa mengarang dan produktif adalah cerita
silat dan cerita detektif." Tetapi nyatanya Senopati Pamungkas diselesaikan terutama
karena saran-saran dari mereka yang menganggap perlu hadirnya kisah para
pendekar yang besar dari tanah tercinta, dengan kaki yang menginjak sawah,
hutan, laut, keraton. Dengan mata menyorot ke atas, melihat dinding bertuliskan
di lautan asmara, gelombang rindu menyapu....

Jadi dengan kata lain, bukan hanya terpuaskan membaca buku ini, tetapi mengulang membaca dua-tiga kali lagi aku tidak keberatan. Baguskah buku ini? Anda akan dapat menjawabnya setelah membaca kedua jilid buku Senopati Pamungkas karya Arswendo Atmowiloto ini.

Kamis, 10 Februari 2011

"TAIKO" - Eiji Yoshikawa

Kalau anda tidak memiliki atau sempat (-pinjam punya teman-) membaca buku ini, sungguh suatu saat anda akan menyesal. Ini buku bacaan "wajib" bagi orang-orang yang berani menyebut dirinya sebagai penggemar buku. Dalam buku ini, kita akan mengenal seorang "tokoh unik" yang disebut "Hideyoshi". Hampir setiap orang (paling tidak orang Jepang lah) pasti pernah mendengar atau mengucapkan nama tersebut. Dia - Hideyoshi - sebenarnya adalah orang biasa, rakyat jelata, tanpa pendidikan, rumah tangga berantakan, punya ayah tiri yang galak.

Semasa kecil sampai remaja kerjanya hanya keluyuran tidak menentu tapi dia sangat menyayangi ibunya. Sudah sering kali ia minggat dari rumah... Tapi toh kembali lagi karena kelaparan. Suatu saat, dia benar-benar pergi untuk bekerja serabutan apa saja yang penting dapat makan. Bahkan, terakhir ia menjadi pembantu "khusus", mulai sebagai tukang sapu, pembawa sandal, sampai pencuci kuda. Nah, nasib baik berpihak padanya karena ketekunan dan rajinnya amit-amit, sang Bos mulai menyukai bahkan menyayanginya.

Kebetulan, si Bos Hideyoshi terakhir ini adalah seorang Samurai terkenal saat itu. Nama Bos ini adalah "Nobunaga". Hideyoshi sebenarnya pandai membawa diri dengan sikap santun dan memiliki otak setengah encer alias cerdik. Kalau lihat tampangnya (maaf), Hideyoshi termasuk "agak parah". Orangnya pendek, rambut acak-acakan dan sukar disisir, tubuh kerempeng, hidung pas-pasan, muka jerawatan... Pokoknya boleh dikata "tidak keren" sama sekali. Sewaktu kecil, dia sering dipanggil si "monyet".

Celakanya, saat ia sudah dewasa, bahkan oleh sang bos - Nobunaga - dia tetap dipanggil monyet. Tapi tak apa lah, dia sudah biasa mendengar ejekan itu dan tidak perlu marah. Sebagai pengikut setia sang tokoh Samurai hebat di jaman itu, anda tentu mengira bahwa Hideyoshi juga seorang samurai hebat. Ternyata dugaan anda agak meleset. Kemampuan bermain pedang Hideyoshi mungkin hanya sedikit lebih baik dari anda saat bermain pedang-pedangan - menyedihkan! Seiring kemenangan demi kemenangan Nobunaga dalam peperangan, Hideyoshi selalu ikut berperan menentukan keberhasilan Nobunaga.

Taktik-taktik peperangan di medan tempur, trik-trik negosiasi dengan musuh, cara pendekatan persuasif untuk merangkul sekutu, dan kesetian tanpa tanding yang dimiliki Hideyoshi, sungguh membuat Nobunaga semakin percaya kepadanya. Selain itu, kecerdikan Hideyoshi juga tampak saat dia memberi "nasehat" kepada Bos; bagaimana membuat anak buah tunduk dan patuh pada Nobunaga. Bahkan pada waktu Nobunaga merencanakan membuat benteng pelindung dari serangan musuh; untuk melunakkan hati pekerja bangunan yang bandel - pun, diantara sekian anak buah Nobunaga yang rata-rata adalah panglima perang beken, ternyata hanya Hideyoshi yang sanggup mengatasinya, luar biasa!

Ide-ide cemerlang Hideyoshi sering kali membuat para "Jendral-jendral" Nobunaga meradang. Hideyoshi yang hanya sekelas "kacung" dapat mengungguli mereka para Jendral yang kenyang asam garam peperangan. Namun ada juga yang tidak membenci Hideyoshi secara terang-terangan. Melalui usaha tak kenal lelah, akhirnya Nobunaga berhasil meraih cita-citanya sebagai pemegang puncak kekuasaan di Jepang, yakni sebagai "Shogun". Dengan keberhasilan Nobunaga menjadi Shogun, karir dan nasib Hideyoshi ikut melambung.

Sebagai orang kepercayaan, Hideyoshi tidak pernah mengecewakan Nobunaga. Maka, Hideyoshi diberi job lumayan ok, yaitu memimpin sekelompok kecil prajurit. Naik pangkat, begitulah istilah gampangnya. Saat Nobunaga akhirnya gugur pada serangan mendadak yang dilakukan musuh, maka Hideyoshi lah yang mengambil kesempatan emas ini untuk menggantikan posisi Nobunaga. Jadi, dengan kata lain, pelan tapi pasti Hideyoshi naik pangkat lagi. Bahkan naiknya melebihi aturan main yaitu secara tidak langsung dia memegang tampuk kekuasaan tertinggi dengan menebeng nama salah satu putra Nobunaga.

Kisah perjalanan hidup Hideyoshi dan Nobunaga dijelaskan sangat runtut dan menyentuh dalam buku ini. Cerita berikutnya... sebaiknya anda sendiri yang membaca, pasti lebih menarik, pasti lebih penasaran, dan akhirnya yakinlah anda akan terpuaskan. Selamat anda telah mengenal sang maestro Jepang jaman dahulu kala "Hideyoshi".

"DIGITAL FORTRESS" - Dan Brown


PLAZA DE ESPAGA
SEVILLA, SPANYOL
11:00 siang

Konon, dalam kematian, segalanya menjadi jelas.
Sekarang Ensei Tankado tahu bahwa hal itu
benar. Sambil mencengkram dadanya dan ter-
jatuh ke tanah kesakitan, lelaki itu menyadari
kengerian akibat kesalahan yang dibuatnya.
    Orang-orang bermunculan dan berkerumun
di sekitar Ensei Tankado. Mereka mencoba me-
nolongnya. Tetapi Tankado tidak menginginkan
pertolongan--sudah terlambat.
    Tankando gemetar, mengangkat tangan kiri-
nya, dan mengulurkan jari-jarinya. Lihatlah
tanganku! Wajah-wajah di sekitarnya menatap
dirinya, tetapi dia tahu mereka tidak mengerti.
    Pada jari Tankado terdapat sebuah cincin
emas berukir. Untuk sejenak, ukiran pada cincin
itu berkilau di bawah matahari Andalusia. Ensei
Tankado sadar bahwa itu adalah cahaya terakhir
yang dia lihat.[]

National Security Agency(NSA) adalah lembaga paling rahasia dan bernilai miliaran dolar. Ketika mesin pemecah kode NSA yang sudah teruji keandalannya menghadapi sebuah kode misterius yang tidak dapat dipecahkan, badan rahasia itu mengundang kriptografer kepalanya, Susan Fletcher, seorang ahli matematika yang cantik dan cerdas. Hasil temuan Susan memunculkan gelombang yang mengguncang para pemangku kekuasaan.

NSA tersandera ... bukan oleh bom atau senjata, tetapi oleh kode yang begitu kompleks sehingga, jika beredar, akan melumpuhkan intelijen Amerika. Terjebak dalam badai-kencang dusta dan rahasia, Susan Fletcher berjuang menyelamatkan perusahaan yang dipercayainya. Terhimpit dari segala sisi, ia mendapati dirinya tidak hanya berperang demi negaranya, tetapi juga nyawanya dan, pada akhirnya, nyawa lelaki yang dicintainya.

Dari kekuatan ruang bawah tanah hingga gedung pencakar langit di Tokyo dan katedral yang menjulang tinggi di Spanyol, sebuah pertarungan hebat terbentang!

"SENJA JATUH DI PAJAJARAN" - Aan Merdeka Permana

Serial ini terdiri dari 3 seri yang masing-masing berjudul:
1. Kemelut Di Istana Sri Bima
2. Kemelut Di Cakrabuana
3. Kunanti Di Gerbang Pakuan

Membaca dan memahami sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di bumi Nusantara; sejatinya akan membuat kita lebih kaya pengetahuan tentang budaya bangsa Indonesia di masa lampau. Novel fiksi ini mengupas hingar-bingar perebutan harta, cinta, dan kekuasaan seputar - "Istana Sri Bima" - di bumi Jawa bagian barat. Dalam hal ini, "Pakuan" yang menjadi pusat pemerintahan, cukup kewalahan menghadapi kepungan Banten, Demak, dan Cirebon yang ingin memisahkan diri dari pengaruh "Pajajaran".

Permusuhan yang penuh intrik, fitnah, dan tebaran mata-mata mewarnai kisah kemelut ini. Saat itu yang menjadi penguasa Pajajaran di Pakuan adalah "Prabu Ratu Sakti" (1543 - 1551 Masehi). Sedangkan tokoh fiktif yang dimunculkan penulis pada buku ini adalah "Ginggi" yang adalah murid terakhir Ki Darma. "Ki Darma" yang sangat mencintai dan pernah mengabdi cukup lama sebagai tokoh penting di pusat pemerintahan Pajajaran; sangat prihatin melihat banyaknya penghianat di bumi Pajajaran.

Kisah-kisah "asmara" yang penuh bilur-bilur kepedihan, oleh penulis dituturkan dengan sedemikian memikat dan penuh pesona. Novel besutan penulis yang asli orang Sunda ini, juga mengajak pembaca menyusuri lekuk liku bumi "Parahiyangan" yang sangat menawan dan eksotik.
Ki Darma menghela napas panjang, lalu berkata, "Prabu Ratu Sakti yang memimpin negeri hari-hari belakangan ini, sebenarnya punya tujuan baik. Dia ingin mengembalikan Pajajaran ke zaman keemasan seperti yang dialami oleh Sri Baduga Maharaja, kakek buyutnya. Hanya bedanya jika dulu kekayaan negeri melimpah, kini kekayaan kas negara harus dihasilkan dari keringat rakyat sendiri. Kemampuan rakyat dipompa habis, seba (pajak) ditarik setinggi-tingginya."

Pemberontakan demi pemberontakan datang silih berganti mendera Pajajaran dan sejauh itu masih bisa ditepis oleh prajurit yang masih setia penuh pada negara, seperti yang dilakukan kelompok Yogascitra. Hanya saja, peperangan ini menyebabkan kekuatan negeri kian melemah. Pajajaran makin terpuruk ketika pasukan dari Banten untuk kedua kalinya melakukan penyerbuan ke Pakuan pada tahun 1567 Masehi.

Alhasil, kerajaan besar di 'telatah Sun
da' inipun makin tak menentu. Rakyat dan punggawa tak tahu lagi mesti menaruh harap kepada siapa. Beruntung, dalam kemelut besar ini hadir seorang kesatria yang berkali-kali menyelamatkan Pajajaran dari ancaman kehancuran akibat pemberontakan. Kesatria Ginggi membawa sejumput cahaya harapan bagi Pajajaran yang telah berada di ambang gulita senja. Dapatkah kerajaan Pajajaran sekali lagi dan sekali lagi terhindarkan dari kehancuran? Bagaimana pula akhir drama penyerangan pasukan Banten ke kerajaaan ini?

Trilogi Pajajaran ini mengkisahkan dengan tuntas dari awal hingga akhir kisah perjalanan negeri Pajajaran beserta para pelakon di dalamnya. Selamat menikmati!

Rabu, 09 Februari 2011

"THE HEIKE STORY" - Eiji Yoshikawa

Sebuah kisah Epik yang menggambarkan keadaan pada abad ke dua-belas sampai awal abad ketiga belas. Kisah ini bertahan sebagai sebuah dokumen sejarah penting dan salah satu karya sastra terbesar dari masa itu. Penulis memperkenalkan tokoh-tokoh sejarah, begitu pula tokoh-tokoh khayalan di dalam novel ini, namun tidak seorang pun dari mereka menjadi pahlawan utama.

Kisah ini ditulis pada saat ibukota dipindahkan dari Nara menuju Kyoto yang sekarang dikenal dengan nama Tokyo. Saat itu, para bangsawan dari 'Klan Fujiwara' memegang peranan didalam pengambilan keputusan-keputusan negara. Mereka mengembangkan sistem pemerintahan yang berpusat pada Kaisar, menduduki semua jabatan penting, Klan Fujiwara menjadi penguasa negara.

Karena wewenang ini, kekayaan Fujiwara pun terus bertambah dan para bangsawan hidup penuh kemewahan dan kekayaan. Kesenian berkembang pesat dan Fujiwara menjadi pengayom bagi golongan seniman. Drama 'Noh', 'Kabuki' yang termahsyur pada abad ke dua-belas berkembang pesat dan menjadi warisan kesusastraan rakyat Jepang. Selain itu, lembaga agama Buddha ikut menikmati perkembangan ini dibawah pembinaan Fujiwara dan mendapat kekayaan besar dalam bentuk tanah bebas pajak. Kuil-kuil dan biara besar melatih para pendeta dan biksu mereka untuk bertempur. Kuil yang terkuat pada masa itu adalah Enryakuji di Gunung Hiei, di sebelah timur laut ibukota.

Pada pertengahan abad itu, pertikaian militer besar-besaran terjadi antara Klan Heike dibawah panglima muda 'Kiyomori' melawan Klan Genji. Klan Heike berhasil mengalahkan Klan Genji. Kiyomori sebagai pemimpin muda Klan Heike ternyata gagal merumuskan sistem pemerintahan dan perundangan yang baru. Hal ini berujung pada perebutan kekuasaan yang tiada henti antara Heike dan Genji. Kedua Klan samurai tersebut sebenarnya tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Istana Kekaisaran. Sedangkan Klan Fujiwara yang berusaha menarik dukungan dari Klan Heike maupun Klan Genji sebenarnya hanya ingin mempertahankan wewenang mereka di dalam lingkungan Istana Kerajaan.

Tragisnya, di dalam Klan Fujiwara sendiri terjadi kelompok faksi-faksi yang saling mengadu domba serta mempengaruhi pertikaian bersenjata diantara kuil-kuil dan biara-biara besar. Seluruh Jepang dirundung konflik pada abad ini. Para panglima kecil diberbagai wilayah saling menyerang sehingga seluruh negeri dilanda perang saudara. Kedamaian baru terasa pada akhir abad ke-16, dibawa oleh seorang Jendral bernama 'Tokugawa Ieyasu'. Dialah pelopor 'diktator samurai' yang memerintah Jepang dengan tangan besi selama dua ratus lima puluh tahun.

Novel ini cukup menarik, bercerita tentang kedigdayaan Heike Kiyomori selama masa penuh gejolak itu. Pria yang lemah lembut dan berwawasan luas ini meninggalkan jejak berdarah dalam sepak terjangnya. Perubahan dramatis nasib Kiyomori menjadi inti dari Novel Epik ini. Kisah yang eksotis dengan tutur kata yang indah cukup dapat memikat para pembaca buku ini.

"PERCY JACKSON" - Rick Riordan

Serial Percy Jackson terdiri atas 5 buku yang masing-masing berjudul:
  1. The Lightning Thief (Pencuri Petir)
  2. The Sea Of Monsters (Lautan Monster)
  3. The Titan's Curse (Kutukan Bangsa Titan)
  4. The Battle Of The Labyrinth (Pertempuran Labirin)
  5. The Last Olympian (Dewi Olympia Terakhir)

Serial buku ini sebenarnya diperuntukan bagi anak-anak remaja. Namun demikian, bagi orang dewasa - bacaan ini boleh juga. Membaca buku ini, kita seakan diajak mengelilingi dunia lain, seperti halnya kalau kita mendengarkan cerita tentang kehebatan berbagai macam dewa jaman kuno seperti: Dewa Petir, Dewa Laut, Dewa Neraka yang hidup di bawah tanah dan segala macam tetek-bengek dewa-dewa lain. Siapa yang tidak mengenal 'Zeus'-tokoh legenda tentang kekuatan petir. Demikian juga dengan sang penguasa lautan yakni 'Poseidon' serta penguasa dunia bawah tanah 'Hades'. Ketiga tokoh utama penguasa langit dan bumi ini sebenarnya masih bersaudara. Bagaimana mereka bisa bersaudara? Dari nenek moyang yang mana lagi? ... Siapa yang tahu?.

Semua keturunan ketiga dewa ini dari anak - cucu - cicit - cindil, semua memegang peranan dalam mengatur dan menggerakkan segala alam semesta yang konon menurut cerita ada hukum-hukum/aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi.

Cerita ini diawali dengan seorang tokoh anak muda - remaja tanggung yang bernama 'Percy Jackson'. Percy Jackson ternyata adalah 'anak blasteran' yang hidup diantara anak-anak normal yang lain. Namun selalu dan selalu; baik sengaja maupun tidak sengaja, dimanapun ia berada akan menimbulkan kehebohan di sekitarnya. Dengan kejadian demi kejadian ini, Percy seringkali harus pindah sekolah. Maklum, Percy Jackson memiliki kekuatan "supranatural" di dalam dirinya yang tidak ia ketahui dan berasal dari darah keturunannya sebagai anak blasteran. Jangan salah sangka, yang dimaksud anak blasteran ini adalah "khusus", yaitu anak keturunan dari pasangan seorang dewa dengan manusia biasa. Sejak kecil Percy tidak bisa membayangkan wajah sang ayah. Yang ia tahu adalah ibunya dan "pendamping" ibunya yang baru. Tentu saja Percy tidak mengenal sang ayah; karena sang ayah harus bekerja keras mengamankan Kerajaannya yaitu samudra luas beserta semua isinya. Siapa gerangan ayah Percy? Tidak lain adalah Poseidon sang Dewa lautan.

Buku ini banyak menceritakan perjalanan hidup Percy Jackson bersama Grover. Dia adalah teman setia Percy. Sikap Grover sangat santun, penurut, dan agak sedikit gampang gugup. Ternyata, akhirnya ketahuan bahwa Grover bukan hanya sekedar teman seperti teman biasa. Grover adalah seorang utusan dari sekolah khusus anak-anak blasteran semacam Percy Jackson. Tugas Grover adalah mengamati, mengikuti, dan mencari anak-anak blasteran yang mungkin dijumpai untuk dibawa ke sekolah khusus anak blasteran. Jadi semacam mata-mata begitulah... Atau seorang detektif swasta. Nah!, kalau anda penasaran siapa Grover?...aku beri sedikit bocoran nih: Grover ternyata adalah 'manusia berkaki kambing'. Emangnya ada manusia begini? Ya ada'lah!. Kalau kurang percaya baca aja bukunya, asal jangan anda cari di dunia sekarang ini- kelihatannya sudah jarang dijumpai. Jangan-jangan kambing benar-benar anda kira golongan Grover!

Ahh... Kalau aku cerita terus tentang jenis-jenis manusia seperti Grover ini, akan jadi tambah panjang dan merepotkan. Lebih baik aku beritahu anda bahwa ada juga dewa yang bernama Hermes. Anda tahu siapa dewa ini?. Dewa ini ternyata adalah dewa pencuri! Lalu ada lagi: Dewa Ares, Dewa Apolo, Dewi Athena, dan seabrek dewa-dewi lainnya. Kalau anda pernah belajar sejarah Yunani kuno, maka semua dewa itu ada di dalam buku ini.

Begini aja deh!, pokoknya buku ini sangat seru, heboh, dan anda bisa berkenalan dengan banyak dewa... Bayangkan! Anda akan berkenalan dengan 'dewa'!. Mungkin anda akan minta tanda tangan? siapkan dulu kertas anda. Lalu apa kehebatan buku ini? Untuk menjawabnya, Anda bisa membayangkan setelah mengetahui seberapa banyak 'penghargaan' yang diterima dan seberapa banyak catatan bestseller yang tercantum dalam bukunya. Beberapa diantaranya adalah:

  • Pemenang Penghargaan Mark Twain 2008
  • New York Times Bestseller & Child Magazine Best Book 2006
  • Amazon Best Book of 2007
  • dan sederet penghargaan lainnya, kalau ditulis bisa ngabisin 2 lembar kertas...

Kalau anda berminat memiliki buku ini, kami ingatkan untuk tidak sampai buku ini dibaca oleh anak TK atau SD kelas 1; takutnya sih mereka bisa 'berlagak seperti dewa' setelah membaca buku yang satu ini, bisa tambah merepotkan.
Okey... selamat menikmati dan silahkan menjadi 'dewa'!.

Selasa, 08 Februari 2011

"Angsa-Angsa LIAR" - Jung Chang

"Epik yang memukau dan luar biasa. Karya tentang sejarah yang nyata dan hidup yang digambarkan secara mendalam lewat pengalaman sebuah keluarga, pembahasan yang tiada tandingnya tentang pembangunan China modern serta dampak perang dan sistem pemerintahan totaliter terhadap nasib seperempat penduduk dunia."
Richard Heller, Mail on Sunday


"Luar biasa! Kisah tentang sebuah keluarga penuh kasih yang diceritakan dengan latar belakang kekacauan dan kematian yang sulit dicari bandingannya di abad ini. Wild Swans bercerita tentang bagaimana rakyat bertahan dalam kondisi yang tak terbayangkan, dan bagaimana beberapa di antara mereka - meskipun ditekan dan disiksa - berhasil mempertahankan sisi-sisi baik manusia. Buku ini sangat hebat."
Caroline Moorehead, New Statesman


"Kisah nyata tentang tiga generasi dalam sebuah keluarga China ini berisi lebih banyak drama keluarga daripada Dynasty, lebih keras daripada film-film hitam, lebih banyak tragedi menyedihkan daripada Little Dorrit, serta lebih banyak pemutarbalikan fakta dan kejahatan daripada yang digambarkan dalam fresco Balzac. Dengan gaya penulisan yang ringan, Jung Chang memperkenalkan kita pada sebuah dunia di mana perasaan tidak aman, kehancuran yang terjadi tiba-tiba, penyiksaan dan kematian karena tindak kekerasan dianggap hal yang biasa terjadi, sewajarnya turunnya hujan di esok hari. Belum pernah ada buku seperti ini."
Edward Behr, Los Angeles Times


"Kalau Anda peduli pada sejarah China abad kedua puluh - bahkan kalaupun Anda tidak peduli - Wild Swans tetap sebuah buku yang luar biasa. Buku ini amat sangat bagus: kisah tentang petualangan yang gila-gilaan, dongeng tentang keberanian, cerita panjang tentang kekejaman, dan perenungan tentang betapa pria tidak bisa memahami wanita dan ... sebaliknya. Fakta sejarah disampaikan secara wajar, mengalir bagaikan cerita rekaan, dan karenanya membuat buku ini menjadi bestseller. Anda takkan bisa berhenti membaca sebelum sampai ke halaman terakhir."
Carolyn See, New York Newsday